Medan Penghuni Gres Yang Malu-Malu, Tapi Ingin Dimanja

No Comments
Hari ini, ibarat biasanya saya kembali menjalankan aktivitasku ibarat kebanyakan orang yang sudah bekerja. Setelah mengantar ibu pagi-pagi ke pasar untuk belanja pesanan orang di kampung, saya pribadi menuju lokasi proyek untuk memastikan apakah para tukang dan buruh masuk kerja, atau ada lagi yang di alihkan ke kawasan lain.

Entah kenapa, hari ini saya merasa ngantuk bangad. Aku pun jadi bertanya-tanya dalam hati, apakah sebab efek susu yang saya minum satu jam sebelum menuju lokasi proyek atau sebab hal lain. Bahkan sempat juga berpikir begini : "Duh... hari ini kok berbeda dari hari-hari sebelumnya. Kok saya merasa ngantuk bangad, padahal hari-hari sebelumnya biasa begadang dan tidak merasa ibarat ini. Ada apakah dengan hari ini?"

Meski demikian, saya tetap bertahan di lokasi proyek sebab sudah menjadi tanggungjawab. Baru sekitar jam 12 siang atau bersahabat istrahat kerja, saya tetapkan untuk kembali ke rumah. Itu pun sebab saya gres ingat bahwa harus menyiapkan bekal untuk ibu, yaitu berupa nasi yang masih panas dan telur rebus untuk makan malamnya di kapal.

Maklum saja, hingga dikala ini masakan di kapal hanya sedikit peningkatan dari yang sebelumnya berupa nasi dengan lauk, ibarat sedikit sayur kaya ditempat orang jual lalapan, sepotong ikan kecil, atau telur dadar. Itu pun telur dadarnya gak utuh, dapatnya cuma 1/4 atau 1/5 doank. Gak kebayang kan, udah bayar mahal-mahal dapatnya segitu doank.

Kembali ke topik.

Sambil menunggu nasi masak dan telur rebus matang juga, saya mencoba untuk beristrahat sebentar. Lumayan buat nambah tenaga dan hilangin ngantuk sedikit sebelum jam 1 siang pasar sesuai undangan ibuku untuk bertemu di sana, gres kemudian ke pelabuhan mengingat sesuai jadwal, kapal akan berangkat jam 4 sore.

Singkat cerita, nasi dan telur pun udah matang dan bekal sudah saya siapin semuanya ditempat yang sudah disediakan oleh ibuku sebelumnya. Setelah itu saya segera bergegas pasar dan juga toko dimana ibuku menunggu. Karena sedikit macet, saya gres hingga di lokasi sekitar 35 menit kemudian (berangkat jam 1.45 dan hingga 2.20 siang).

Gak perlu menunggu lama, saya dan ibu segera memanggil bentor atau becak motor untuk mengangkut barang belanjaan ke pelabuhan, tentunya kami juga ikut serta langsung. Sekitar 15 menit kemudian sampailah kami disana, itu pun sedikit terlembat sebab kondisi jalanan dalam pasar yang berlobang alias banyak kubangan, penjual kebanyakan membuka lapak di pinggir jalan sebab kawasan menjula mereka masih dalam tahap renovasi dari pihak pengembang.

Karena waktu mengatakan jam 3 sore, maka segera saja saya suruh ibu naik ke kapal. Tujuannya semoga sanggup mampu kawasan tidur di kapal, mengingat banyak calo dalam kapal yang memperjual belikan kawasan tidur dan juga kasur yang seharusnya gratis. Selain itu, sesuai acara kapal tinggal sejam lagi sudah mau melepas jangkar dan meninggalkan pelabuhan tentunya.

Setelah semuanya sudah final dan kapal sudah berangkat, saya pun tetapkan untuk balik ke rumah. Sesampainya di rumah, entah sebab kecapean atau efek masih ngantuk berat ibarat yang saya ceritakan di awal, saya pribadi menuju kawasan tidur. Eh... gak taunya malah ketiduran hingga bersahabat magrib.

Saat berdiri tidur, saya merasa ada yang lain di dalam rumah. Sore tadi, ada penghuni gres dalam rumah. Dengan sedikit malu-malu ia tiba mendekat ke arahku dan berlagak ingin di manja. Karena saya gak ada kerjaan, tanpa berpikir panjang pribadi ikut meladeninya dan hal itu membuatku jadi keasyikan serta happy. Ia pun melompat ke sana kemari bahkan sempat malu-malu dan mengatakan wajah imut-imutnya dikala saya coba mengabadikan dirinya.

Oh... Tuhan, ternyata benar apa yang saya sering baca selama ini. Bahagia itu ternyata gak perlu uang banyak, pergi keluar negeri, atau melaksanakan hal-hal besar. Cukup dengan hal-hal sederhana saja sudah sanggup menciptakan kita bahagia, contohnya selalu bersyukur tiap hari atau ibarat yang gres saja saya rasakan.

Eh.... niscaya ada yang bertanya-tanya, siapakah sosok yang menjadi penghuni gres di rumah sore ini? Mau tahu ibarat apa sosok yang saya maksud. Nih... saya kasih bocorannya dikala mencoba mengabadikan dirinya ke dalam kamera smartphone. Oh iya, ade saya tadi ngasih beliau nama, Misye.

Malu-malu dikala di foto, Dok. Pribadi

Makassar, 3 Desember 2015
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar

Posting Komentar