Medan Belakang Layar Di Balik Bangunan Padang Pasir

No Comments
Mungkin Anda pernah mendengar istilah “Arsitektur lumpur”. Tapi jangan tergesa- gesa meremehkan arsitektur ini, sekalipun bahannya dari lumpur. Benar- benar karya monumental perpaduan antara sains dan seni yang sangat memukau. Dan teknologi ini masih tetap bertahan semenjak ratusan tahun kemudian hingga hari ini.
Bila kebetulan Anda ke Afghanistan, siapa tahu Anda beruntung sanggup melihat bangunan yang mungkin paling surrealis dan indah yang pernah Anda lihat. Di sana, di tempat sekitar tanah yang tandus, menjulang bangunan- bangunan yang disebut ziarat, serupa Masjid. Ukurannya besar , dibuat dari lumpur. 

Gurun-gurun maha luas yang merentang dari India hingga Afrika Barat penuh dengan bangunan- bangunan yang menawan ibarat ini. Seperti nenek- moyang mereka beribu- ribu tahun yang lampau, penghuni gurun- gurun ini tinggal dalam rumah- rumah yang sangat efisien yang dibuat dari lumpur. Lumpur merupakan salah satu jenis materi yang paling murah, yang persediaannya melimpah.
Penghuni gurun sudah usang tahu, lumpur materi yang paling ideal bagi mereka. Karena lumpur sanggup menyerap panas di siang hari, dan melepaskan panas perlahan-lahan pada malam hari. Dengan sedikit kreativitas, lumpur juga sanggup dibuat menjadi kolom- kolom penyangga yang diukir menjadi relief- relief yang indah, dan dibuat menjadi dinding raksasa dan menara-menara tinggi. Di India, Pakistan, Afghanistan, Iran, Niger, Mali, Mauritania, Senegel dan Marocco, di bawah teriknya matahari gurun, Anda akan banyak menemukannya.

Penangkap Angin
Di Pakistan misalnya, Anda sanggup melihat “penangkap- penangkap angin” dari lumpur yang menjulang ke angkasa ibarat teropong kapal selam. Alat ini dipasang di atas atap- atap rumah untuk menangkap angin dan mengarahkannya ke ruang rumah di bawah untuk pendinginan. Di Iran, ada menara- menara merpati dari lumpur yang tinggi dan lebarnya mencapai 9 m. Inilah tempat ribuan burung merpati disimpan. Untuk apa? Kotorannya diharapkan sebagai pupuk untuk kebun buah-buahan di tempat sekitar. Menara- menara ini ada yang sedemikian rupa dibuat sehingga jikalau terlalu penuh terisi merpati, menara ini sanggup dipecahkan sebagaimana layaknya kita memecahkan celengan Semar yang terbat dari tanah liat.
Ada pula masjid- masjid lumpur yang tingginya lebih dari 30 meter dan dimahkotai dengan telur burung- burung unta. Dinding- dindingnya berupa lumpur yang dihiasi dengan gesekan indah yang sangat halus. Begitupun, jalan- jalan beratap yang gunanya melindungi orang dari sengatan Matahari dan angin.

Lumpur menciptakan bangunan-bangunan yang “ramah”, hangat, lembut, manusiawi dan selaras tepat dengan lingkungannya.Rumah- rumah di Maadid dan bangunan lumpur lainnya bukanlah hanya suatu keanehan, sisa dari suatu kebudayaan, atau seni yang mulai menghilang. Tetapi bagi berjuta-juta insan di seluruh dunia, lumpur mungkin merupakan pemecahan yang paling ideal untuk mengatasi langkanya sumber daya dan cuaca yang keras. Ia yaitu materi bangunan yang sangat mempunyai kegunaan untuk ketika ini dan di masa depan, ibarat yang telah dibuktikan selama ratusan tahun. Masjid besar di Djenne, Mali, yaitu bukti betapa lumpur yang sehari- hari kita abaikan itu sanggup dibuat menjadi bangunan raksasa yang sangat monumental dan indah memukau.
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar

Posting Komentar