Salah satu karakteristik struktur bangunan teknik sipil ialah tanah, yang berarti bangunan tersebut harus berdiri diatas tanah atau bangunan tersebut memiliki pondasi di tanah. Jika kita jeli, aneka macam struktur yang tidak berdiri di atas tanah, contohnya : struktur baja hotel yang berada di atas kapal, desain struktur baja satelit di luar angkasa, dll. Itu semua merupakan stuktur yang dikerjakan oleh orang- orang yang andal di bidangnya, dan tidak murni orang- orang teknik sipil saja.
Salah satu problem utama bangunan teknik sipil yang berdiri di atas tanah ialah Gempa yang besarnya tak sanggup diperkirakan dengan niscaya dan waktunya yang tidak sanggup diprediksikan dengan tepat. Itulah mengapa perencanaan struktur tahan gempa terus dikembangkan hingga dikala ini. Proses perencanaan struktur tahan gempa sangat dipengaruhi oleh lokasi serta kondisi tanah. Sebagaimana diketahui bahwa getaran yang disebabkan oleh gempa cenderung membesar pada tanah lunak dibandingkan pada tanah keras atau batuan. Proses penentuan pembagian terstruktur mengenai tanah tersebut berdasarkan atas data tanah pada kedalaman hingga 30 m, lantaran berdasarkan penelitian hanya lapisan- lapisan tanah hingga kedalaman 30 m saja yang memilih pembesaran gelombang gempa (Wangsadinata, 2006).
Data tanah tersebut ialah shear wave velocity (kecepatan rambat gelombang geser), standard penetration resistance (Uji Penetrasi Standard SPT) dan undrained shear strength (kuat geser undrained). Dari 3 parameter tersebut, minimal harus dipenuhi 2 (dua), dimana data yang terbaik ialah Vs (shear wave velocity) dan data yang dipakai harus dimulai dari permukaan tanah, bukan dari bawah basement (HATTI, 2006).
Berdasarkan SNI Gempa 1726-2002 Pasal 4.6.3 menyebutkan bahwa jenis tanah dibagi menjadi tanah keras, sedang dan lunak, apabila lapisan dengan tebal maksimum 30 m paling atas dipenuhi syarat-syarat yang sesuai Tabel berikut :
Tabel 1. Klasifikasi Jenis Tanah
Berikut ialah contoh data tanah dengan 4 jenis lapisan tanah yang berbeda.
Gambar 1. Data Tanah 4 Jenis Lapisan Tanah yang Berbeda.
Besarnya kekuatan geser tanah (Su) untuk setiap lapisan, sanggup dihitung dengan rumus shear strenght of soil , S = c + γ h tan Ø
Nilai kekuatan geser untuk setiap lapisan tanah dihitung sebagai berikut :
Lapis 1 : Su1 = 0,20 + ( 0,00176 . 400 ). tan 22 = 0,484 kg/cm2
Lapis 2 : Su2 = 0,10 + ( 0,00180 . 300 ). tan 20 = 0,296 kg/cm2
Lapis 3 : Su3 = 0,15 + ( 0,00180 . 400 ). tan 25 = 0,486 kg/cm2
Lapis 4 : Su4 = 0,10 + ( 0,00160 . 300 ). tan 18 = 0,256 kg/cm2
Kekuatan geser niralir rata-rata :
Su = ( Su1.h1 + Su2.h2 + Su3.h3 + Su4.h4 ) / (h1 + h2 + h3 + h4)
= ( 0,484.400 + 0,296.300 + 0,486.400 + 0,256.300 )/( 400+300+400+300 )
= 553,6/1400 = 0,395 kg/cm2 = 39,5 kPa
Dari Tabel 1, untuk nilai kekuatan geser niralir rata- rata (Su) = 39,5 kPa < 50 kPa, maka jenis tanah di atas merupakan tanah lunak. Dari jenis tanah tersebut, maka sanggup dipakai sebagai contoh dalam menciptakan kurva respons spektrum gempa.
Bagaimana cara membuatnya...? Dan apa dampak atau hasilnya jikalau bangunan kita berdiri pada kondisi tanah tersebut...? Semua sanggup dipelajari DISINI.
Bagaimana cara membuatnya...? Dan apa dampak atau hasilnya jikalau bangunan kita berdiri pada kondisi tanah tersebut...? Semua sanggup dipelajari DISINI.
----------------
NB :
Jika ingin mencopy Artikel ini, mohon cantumkan juga sumbernya. Kami menghargai Anda, sebagaimana Anda juga menghargai Kami. Terima kasihMuhammad Miftakhur Riza
0 komentar
Posting Komentar