Ketentuan yang perlu diperhatikan dalam bangunan tinggi yakni perbandingan antara tinggi dengan lebar bangunan. Hal ini dimaksudkan biar bangunan kondusif terhadap gaya lateral dan proporsional. Angka nisbah yang dipakai di Indonesia untuk struktur portal bertingkat tanpa inti/ dinding geser yakni : H/B < 5
Dimana :
H yakni tinggi bangunan
B sisi bangunan terpendek
Dimana :
H yakni tinggi bangunan
B sisi bangunan terpendek
Di Amerika Serikat, angka nisbah untuk bangunan tinggi sanggup mencapai nilai sekitar 9, misalnya Empire State Building di New York yang memiliki nilai H/B = 9,3.
Gambar di bawah ini mengatakan struktur bangunan tingkat tinggi dengan materi beton bertulang. Terlihat bahwa portal kaku (rigid frame) hanya sanggup dipakai untuk ketinggian maksimal 20 lantai. Jika bangunan ingin mencapai ketinggian hingga 50 lantai, maka portal harus diperkaku dengan dinding geser (rigid frame – shear wall). Bangunan dengan struktur beton hanya sanggup dipakai maksimal hingga ketinggian 80 lantai. Hal ini disebabkan oleh berat sendiri (beban mati) beton yang relative besar.
Gambar Struktur Bangunan dengan Bahan Beton
Bangunan tinggi yang memakai materi struktur baja (baja komposit) sanggup dipakai hingga ketinggian 140 lantai. Nah, sanggup disimpulkan bahwa materi struktur baja lebih bisa mendukung bangunan yang lebih tinggi dibandingkan system yang sama pada struktur bangunan dengan beton. Yang perlu diperhatikan yakni baja perlu dilindungi terhadap ancaman kebakaran dengan bahan- materi yang sanggup meredam panas, ibarat : beton ringan, gypsum, atau lapisan ‘vermiculite’.
Gambar Struktur Bangunan dengan Bahan Baja
sumber : "Panduan Sistem Bangunan Tinggi", karya : Ir. Jimmy S. Juwana, MSAE
0 komentar
Posting Komentar