Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri seberapa-besar-keuntungan-kontraktor. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri seberapa-besar-keuntungan-kontraktor. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Sering kali kita dengar teman- sobat atau sahabat kita yang berkata : “Wah, dah jadi kontraktor nih..!!” Kaya dong sekaraaang…” Nah, apa memang benar demikian…? Apakah honor kontraktor itu memang sebesar itu..? Nah, kini coba kita bahas…. 

Fakta yang akan diberikan ialah data rasio profitabilitas operational margin dan ROE (Return On Equity). Sebenarnya masih ada beberapa rasio profitabilitas yang lain, tapi  2 rasio itu dianggap cukup mewakili. ROE diambil lantaran ROE ialah indikator utama rasio profitabilitas. Maksudnya kalau ROE baik maka rasio yang lain juga baik. ROE ialah tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh modal yang ada. Rumus ROE = Laba higienis / Total Ekuitas (modal). ROE merupakan salah satu indikator yang digunakan pemegang saham untuk mengukur keberhasilan bisnis yang dijalani.


Jika Kami bagi sample nya dalam 3 kategori pelaku utama proyek, yaitu : Kontraktor, Developer (Owner), dan Supplier/ Produsen. Khusus konsultan perencana atau Manajemen Konstruksi (MK) tidak Kami tampilkan, lantaran omset mereka kecil dan hampir tidak ada yang listing di bursa saham. Maklum, data- data ini diambil dari laporan keuangan salah satu broker di BEI (Bursa Efek Indonesia)

Tidak ada metode statistik apapun yang digunakan selain rata- rata / average. Simpel aja, tinggal lihat data berbicara. Sample yang diambil pun tidak banyak, hanya beberapa yang mudah-mudahan mewakili. Nanti akan Kami bandingkan unsur rasio profitabilitas dengan data tingkat risiko yang mereka hadapi dalam menjalankan bisnis mereka. Kita lihat saja korelasinya. (Data dalam prosentase)
 Apakah honor kontraktor itu memang sebesar itu Medan Seberapa Besar Keuntungan Kontraktor..?

Berdasarkan data- data di atas, sanggup disimpulkan beberapa fakta berikut:
  1. Rata-rata operational margin, tertinggi ialah Developer dan terendah Kontraktor.
  2. Rata- rata ROE, tertinggi kontraktor dan terendah Developer.
  3. Operasional margin tertinggi ialah supplier semen, disusul depelover dan yang terendah ialah kontraktor swasta, supplier kabel, dan kontraktor BUMN.
  4. ROE tertinggi ialah produsen semen kemudian supplier sanitair brand TOTO. Sedangkan ROE terendah ialah Produsen Aluminium brand INDAL, supplier keramik, dan Developer.
  5. Perusahaan paling stabil dan tinggi dalam meraih laba ialah perusahaan  produsen semen dan supplier sanitair brand TOTO.
  6. Perusahaan yang tetap menunjukkan laba cukup pada masa krisis keuangan global 2008 ialah Kontraktor BUMN, Supplier semen, supplier besi rakitan Lionmesh, Supplier sanitair brand TOTO, dan supplier beling brand Asahimas.
  7. Perusahaan paling terpuruk selama masa krisis keuangan global ialah supplier kabel, supplier aluminium, supplier keramik, dan kontraktor swasta.
Secara operational laba kontraktor itu kecil. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya risiko yang terjadi pada kontraktor.  Penyebab lainnya yang mungkin ialah tingkat kompetisi yang begitu ketat. ROE lebih tinggi mungkin lantaran kontraktor tidak memerlukan modal yang cukup besar dalam menjalankan usahanya. Adanya uang muka dalam proyek menyebabkan tidak diperlukannya modal yang besar. Lebih tingginya rasio ROE juga sanggup disebabkan adanya penghasilan lain- lain kontraktor tersebut. Walaupun lebih tinggi dari operational margin, namun ROE kontraktor masih di bawah rata-rata produsen.

Kontraktor BUMN umumnya sudah mencadangkan biaya risiko (risk contigency) sekitar 2-5% tergantung dari analisis risikonya di luar keuntungan. Sehingga kalau tidak ada risiko yang terjadi di luar dugaan atau risiko terkendali dengan baik, maka planning manfaatnya relatif terjaga dikisaran 5-10%. Jika ada risiko tinggi yang terjadi, maka planning laba akan menurun bahkan merugi. Untuk kontraktor swasta, apalagi menengah ke bawah kemungkinan tidak mencadangkan. Sehingga saat terjadi risiko tinggi  yang tak terkendali, kontraktor itu umumnya merugi dan rasio profitabilitas turun.

Developer mendapat laba operational tinggi (dilihat dari operasional margin) ternyata mempunyai ROE yang rendah. Hal ini mungkin disebabkan  oleh beberapa sebab:
  1. Beban bunga bank yang cukup tinggi.
  2. Modal awal yang besar.
  3. Biaya lain-lain yang besar.
Kebanyakan supplier / produsen profitnya cenderung stabil dan cukup tinggi. Hal ini sanggup jadi lantaran mereka nyaris tidak tersentuh oleh risiko pelaksanaan proyek. Pesanan sudah standard atau sudah ada gambar yang jelas. Kecil kemungkinan salah produksi. Kecuali mungkin untuk produsen keramik dimana tingkat kegagalan produksi agak tinggi dan barang mereka agak rawan pecah atau cacat. Di samping bahwa mereka kadang- kadang memproduksi type keramik yang belum tentu laris di pasaran. Barangkali itu yang menciptakan profitabilitas mereka kurang baik / tidak stabil. Beda dengan semen yang mustahil tidak terpakai kecuali proses handling tidak baik sehingga semen mengeras.

Ada satu pertanyaan yang belum terjawab. Kenapa produsen semen dan produsen TOTO menghasilkan laba yang cukup tinggi? saya cuma asal jawab aja bahwa produsen semen itu ada unsur Kartel. Ingat bahwa semen selalu langka pada tamat dan awal tahun, jadinya harga melonjak tinggi. Lalu TOTO itu lantaran produknya bagus, dan belum ada kompetitor yang berpengaruh bagi TOTO. Hampir semua spesifikasi perencanaan gedung memakai TOTO. Yah, agak monopoli harga (walau discount hingga 55%) tapi tidak 100% monopoli lantaran mereka memang menguasai pasar.

Kami akan sampaikan suatu hasil penelitian yang memetakan tingkat risiko yang dipikul oleh pelaku proyek yang dihubungkan dengan tingkat kreatifitasnya.
 Apakah honor kontraktor itu memang sebesar itu Medan Seberapa Besar Keuntungan Kontraktor..?
Umumnya konsultan mempunyai risiko yang rendah kecuali konsultan arsitek. Ini kalau di luar negri lhoo…Kemudian kontraktor / subkontraktor M/E di level medium risk. Developer, kontraktor, dan Arsitek mempunyai risiko yang tinggi. Saya rasa antara hasil penelitian dan kenyataan di lapangan sudah sesuai. Memang ternyata kontraktor itu tidak untung gede lantaran risiko yang tinggi dan minim ilham kreatifitas.

Jadi, Apakah Anda masih beranggapan kontraktor itu untungnya banyak? masih ingin mempertahankan opini Anda atau malah tertarik mau jadi supplier / produsen semen atau sanitair yang untung banyak dan anti krisis keuangan? hehehe…

Sumber : proyekita.com
Read More